Translate

Translate

Kamis, 14 Maret 2013

Perang Dunia I



 
        Perang Dunia I (juga dinamakan Perang Dunia Pertama, dan nama dalam bahasa Inggris lainnya: Great War, War of the Nations, dan “War to End All Wars” (Perang untuk Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari tahun 1914 hingga tahun 1918. Perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di daerah Sarajevo.

        Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.

         Perang Dunia I menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan menjadi sebab pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.




A.    Faktor – Faktor Terjadinya Perang Dunia 1
     Perang yang terjadi antara tahun 1914 – 1918 sebenarnya hanya terjadi di Eropa. Tetapi pengaruh perang tersebut terasa di berbagai kawasan dunia sehingga dinamakan Perang Dunia. Ada beberapa sebab – sebab dari Perang Dunia :
1.     Terjadinya  Pertentangan antara Negara – Negara Eropa
    Menjelang Perang dunia 1 negara – negara di Eropa saling bermusuhan antara satu sama lainnya. Contoh dari pertentangan antara negara Eropa sebagai berikut :
a)    Perancis – Jerman
    Negara jerman terpisah menjadi beberapa negara kecil berdasarkan keputusan Kongres Wina (1815). Perdana Mentri Prusia (Otto Von Bismarck) tampil untuk menyatukan Jerman. Usaha tersebut barhasil pada tahun 1871 bersamaan waktunya dikalahkannya Perancis dalam perang Jerman – Perancis (1870-1871). Terbentuknya negara kesatuan Jerman dikumandangkan di Istana Versailles, lambing keagungan Perancis. Ini merupakan suatu penghinaan, sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk membalas dendam (Revanche Ide) terhadap Jerman.
b)    Inggris – Jerman
    Pada akhir abad ke-19 Jerman telah berkembang menjadi negara industri. Produksinya terlalu banyak sehingga perlu dicarikan lebenstraum (ruang hidup) untuk menjual hasil produksinya. Lebenstraum juga sebagai tempat untuk memperoleh bahan mentah. Inggris yang telah muncul lebih dulu sebagai negara industry merasa mendapan saingan sehingga kedua negara tersebut saling berebut negara jajahan.
c)     Rusia – Jerman
    Kedua negara saling berebut pengaruh di Timur Tengah. Sejak abad ke-18 Rusia menjalankan Politik Air Hangat, yaitu mencari pelabuhan yang airnya tidak beku di musim dingin (disebelah Utara Rusia yang berbatasan dengan laut , pada musim dingin airnya beku sehingga tidak dapat dilayari). Salah satu usaha adalah ke Timur Tengah.
    Dilain pihak pada abad ke-19 Jerman juga bermaksud mengadakan kerjasama militer dan ekonomi dengan Iran dan Turki. Terjadilah ketegangan antara Rusia dengan Jerman.
d)   Rusia -(Austria- Hongaria).
      Baik Rusia maupun Austria-Hongaria berusaha menanamkan pengaruhnya didaerah Semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan Politik Air Hangatmya Rusia membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan tersebut bertujuan mempersatukan bangsa Salvia Selatan didaerah Bosnia Hersegowina, yang dikuasai oleh Austria Hongaria. Hubungan Rusia dengan Austria-Hongaria menjadi tegang.
e)    Rusia – Turki
    Turki menguasai sebagian Timur Tengah sejak abad ke-16. Setelah kekuasaan Turki melemah (sering disebut dengan istilah the sick man), Rusia ingin meluaskan wilayahnya diwilayah Timur Tengah. Akibatnya hubungan Rusia dengan Turki menjadi renggang.

2.     Pembentukan Aliansi
     Menjelang Perang Dunia 1 terjadi polarisasi antar negara Eropa. Mereka membuat aliansi (persekutuan) yang isinya apabila salah satu dari anggota persekutuan diserang oleh negara lain maka anggota lain harus membantunya. Di Eropa kemudian terdapat dua aliansi yang saling berhadapan.
a)    Triple Aliantie
    Aliansi ini dibentuk pada tahun 1882 beranggitakan : Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia. Setelah perang meletus Italia berbalik dan ikut dipihak musuh.
b)    Triple Etente
    Aliansi ini dibentuk pada tahun 1907 beranggotakan : Inggris dan Rusia, baru kemudian Perancis menyusul.

3.     Persaingan Angkatan Laut.
       Pada masa itu memang Jerman hebat untuk Angkatan Daratnya, tetapi lemah di Angkatan laut
Karena sadar bahwa Inggris kuat dalam Angkatan lautnya,Jerman dengan ambisi untuk menyaingi Inggris rela mengeluarkan dana lebih besar demi memperkuat Angkatan lautnya.
4.     (Imperialis)perebutan daerah jajahan.
      Pada masa itu di antara negara-negara maju eropa mungkin hanya Jerman yang belum mempunyai negara jajahan, Maka Jerman berusaha merebut daerah kekuasaan atau daerah jajahan negara lain.dengan cara membantu negara yang terjajah tersebut.Sehingga diharapkan mereka akan‘membalas budi’ pada Jerman.
Di antaranya Jerman membantu Quwait(jajahan Inggris)dengan cara membuat rel kereta api Konstantinopel – Baghdad,Lalu membantu Maroko yang merupakan jajahan Inggris lainnya.Jerman juga memancing emosi negara-negara lainnya(negara maju di eropa selain Inggris)dengan manuver-manuver politiknya.
5.     Perlombaan Senjata
    Baik Triple Aliantie maupun Triple Etente saling mencurigai. Masing – masing saling khawatir jika suatu waktu pihak lawan menyerang mereka. Untuk mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri. Terjadilah perlombaan dalam membuat persenjataan yang menyebabkan suasana di Eropa semakin genting.
6.     Ikut campur Negara-negara eropa pada perang Serbia-Austria.
(Setelah Ultimatum dari Austria pada Serbia tidak di gubris oleh Serbia Maka habislah kesabaran Austria dengan segera menyerang Serbia).
       Austria yang merupakan anggota Tripple Alliansi, maka dengan dibantunya Serbia oleh Rusia,berarti (secara tak langsung) Rusia juga menyerang Austria, Italia dan Jerman(Tripple Alliansi).
Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman menyerang Rusia.Karena Rusia anggota Tripple Etonte, maka berarti Jerman menyerang anggota Tripple Etonte yang lainnya yaitu Inggris dan Perancis.
 Perancis yang akhirnya punya kesempatan untuk membalaskan dendam pada Jerman dan tak menyianyiakan kesempatan ini.Pada tanggal 3 Agustus 1914 Perancis menyerang Jerman.di susul Inggris pada tanggal 4 Agustus 1914.
Tak bisa di elakan lagi,aksi saling menyerang antar anggota Tripple (Alliansi dan Etonte),belum lagi urusan daerah jajahan masing-masing,dan perang terus menyebar makin luas hingga kelak perang itu di sebut Perang Dunia 1.
B.    Latar Belakang
1.     Pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand bersama permaisurinya pada tanggal 22 Juni 1914  oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di Sarajevo, Bosnia. Principe menganggap bahwa latihan perang tentara Austria di Bosnia adalah pelecehan terhadap Serbia.Bosnia sendiri adalah negara sengketa antara Austria dan Serbia.
Austris-Hongaria menggunakan alasan pembunuhan itu untuk memberi ultimatum kepada Serbia yang selama ini menentang kehadiran Austria-Hongaria di Balkan. Austria-Hongaria menuntut penyerahan pelaku pembunuhan dan juga menuntut agar pemerintah Serbia menghentikan propaganda anti Austria-Hongaria di Serbia. Batas waktu yang diberikan Austria-Hongaria 2X 24 jam.
Sikap keras Austria-Hongaria ini akibat adanya jaminan bantuan dari Jerman. Serbia yang melindungi warga negaranya, tidak mau menyerahkan Principe. Serbia berani menentang Austria karena Rusia berjanji akan membantu Serbia jika Serbia diserang Austria.
Maka pada tanggal 28 Juli 1914 Austria menyerang Serbia.
2.     Persaingan merebut daerah sumber bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3.     Munculnya persekutuan / Blok persaingan politik antar negara-negara Eropa : Triple Alliance : Jerman, Austria, Italia, Triple Entente : Inggris, Perancis, Uni Soviet
Di Eropa abad ke-19, penjajahan tersebar luas.Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia.Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.
Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang.Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria.
Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan.Sumbu sudah dinyalakan.
Bahkan sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak.Untuk mencapai tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi perbatasan memasuki Prancis.Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan balik.

C.     Situasi Perang di Parit Perlindungan
Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat.Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran, terjebak diantara peperangan.
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama.Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan, para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak mereka.
            Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat.Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran, terjebak diantara peperangan.
Perang parit menjadi strategi utama Perang Dunia Pertama.Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan, para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit. Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak mereka.
D.    Strategi Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan menimbulkan kerugian yang besar di pihak tentara Prancis sehingga melemahkan perlawanan mereka.Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada tanggal 21 Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit mereka,” namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan, kedua pihak kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin kilometer.
E.     Balasan Inggris
Inggris membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme.Pabrik-pabrik di Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.
Rencana Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan dimulai pada tanggal 1 Juni.Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman selama seminggu tanpa henti.Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit.Namun, selama pengeboman tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig, melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian.Para jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju kematian yang telah pasti.Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer saja.
F.     Jalannya Perang Dunia 1
1.     Blok Sentral dengan anggota inti Jerman dan Austria-Hongaria. Turki dan Bulgaria bergabung pada blok sentral karena kebencian mereka kepada Rusia. Sementara Italia yang semula tergabung dalam Triple Aliansi pada tahun 1815 berbalik dan memihak kepada pihak lawan (sekutu). Penyebabnya ialah beberapa daerah italia masih dikuasai oleh Austria.
2.     Blok Sekutu dengan anggota inti Triple Etente : Inggris, Perancis dan Rusia. Kemudian negara-negara lainnya ikut bergabung dengan Sekutu misalnya Serbia (karena bermusuhan dengan Austria-Hongaria), Jepang (karena ingin memperolah jajahan Jerman di Pasifik), dan Amerika Serikat (karna Jerman melakukan perang kapal selam tak terbatas).
    Dalam pertempuran di Front Barat Jerman melakukan serangan kilat atas Belgia dan Luxemburg sebagai batu loncatan untuk menyarang Perancis dari arah Utara. Pada pertengahan tahun 1914 Jerman melakukan serangan kearah Timur untuk menduduki Rusia. Pertempuran di Front Timur terjadi di Kota Tennenberg yang terletak di Prusia Timur. Meskipun Jerman dapat mengalahkan Rusia dalam pertempuran tersebut tetapi gerakan tentara Jerman terhenti dan tidak dapan meneruskan ke Rusia. Pada Tanggal 23 Mei 1915 Italia menyatakan keluar dari Triple Aliantie berbalik menyerang Austria. Tujuannya untuk merebut daerah Italia yang diduduki Austria seperti : Triesta, Tyrol Selatan, Gorazia, dan Gradisca.
    Kekuatan sekutu bertambah dengan ikut sertanya Amerika Serikat di pihak sekutu. Penyebabnya adalah Jerman melakukan perang kapal tak terbatas. Semua kapal yang keluar masuk Eropa (negara-negara sekutu) dihadang dan ditenggelamkan oleh kapal perang Jerman. Tujuannya untuk melawan blokade ekonomi yang ditunjukan terhadap Jerman.
    Presidan Wilson (Presiden Amarika Serikat) menyatakan perang kepada Jerman pada 13 Mei 1917 dan kepada Austria-Hongaria pada 7 Desember 1917. Keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang inilah yang member kemenangan pada pihak sekutu karena Amerika Serikat memberi bantuan berupa tentara, peralatan perang, maupun ekonomi dalam jimblah yang sangat banyak.
    Negara Blok Sentral satu persatu menyerah kepada sekutu. Bulgaria menyerah pada tanggal 30 September 1918 di Saloniki, Turki menyerah pada tanggal 30 Oktober 1918 di Mudros, Austria-Hongaria menyerah pada tanggal 3 November 1918 di Wina, dan Jerman menyerah pada sekutu pada tanggal 11 November 1918. Selanjutnya masing-masing negara Blok Sentral melakukan perjanjian dengan pihak sekutu. Ada beberapa perjanjian yang dianggap Wilson sebagai usaha balas dendam sekutu terhadap pihak yang kalah perang agar pihak kedua tidak dapat bangkit lagi. Hal tersebut menjadikan Wilson tidak mau ikut dalam perundingan dan Amerika Serikat tidak mau menjadi anggita Liga Bangsa-Bangsa, suatu Bangsa Internasional yang dibentuk dari hasil perundingan antara sekutu dengan Amerika Serikat. Perundingan-perundingan tersebut juga menghasilkan perjanjian :
-         Perjanjian Versailles antara Sekutu – Jerman
-         Perjanjian St German antara Sekutu – Austria
-         Perjanjian Trtianon antara Sekutu – Hongaria
-         Perjanjian Neully antara Sekutu – Bulgaria
-         Perjanjian Laussane antara Sekutu – Turki
-          
JUMLAH KORBAN
pasukan PD1
* Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000
o Afrika Selatan: 7.000
o Inggris: 715.000
* Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* AS: 50.600
Kekuatan As ( Axis Powers ): 3.382.500
* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000
Warga sipil: 6.493.000
* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 650.000
* Kerajaan Ottoman: 1.000.000
Korban PD 2
Korban PD 3
AKHIR PEPERANGAN
Kekalahan Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan.Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis.Karena serangan itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918.Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis).Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
Sementara itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Korban PD1
Pada tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris.Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan untuk siapa pun.Ratusan ribu serdadu menjadi cacat.Sebagian lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat. Bentuk trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata ‘bom’ disebutkan.Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam.Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam perang ini.Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
Korban PD 4




                         






0 komentar:

Posting Komentar