Perang Dunia
I (juga dinamakan Perang Dunia Pertama, dan nama dalam bahasa Inggris lainnya:
Great War, War of the Nations, dan “War to End All Wars” (Perang untuk
Mengakhiri Semua Perang) adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari
tahun 1914 hingga tahun 1918. Perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari
Austria dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe di daerah
Sarajevo.
Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik
sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun
jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman
massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal
berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti,
Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan
hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.
Perang Dunia I menandai berakhirnya
monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan
menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan
akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan
Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan
menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan menjadi sebab pecahnya Perang Dunia II pada
1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung
kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
A.
Faktor –
Faktor Terjadinya Perang Dunia 1
Perang yang terjadi antara tahun 1914 –
1918 sebenarnya hanya terjadi di Eropa. Tetapi pengaruh perang tersebut terasa
di berbagai kawasan dunia sehingga dinamakan Perang Dunia. Ada beberapa sebab –
sebab dari Perang Dunia :
1.
Terjadinya Pertentangan antara Negara – Negara Eropa
Menjelang Perang dunia 1 negara – negara di
Eropa saling bermusuhan antara satu sama lainnya. Contoh dari pertentangan
antara negara Eropa sebagai berikut :
a) Perancis –
Jerman
Negara jerman terpisah menjadi beberapa
negara kecil berdasarkan keputusan Kongres Wina (1815). Perdana Mentri Prusia
(Otto Von Bismarck) tampil untuk menyatukan Jerman. Usaha tersebut barhasil
pada tahun 1871 bersamaan waktunya dikalahkannya Perancis dalam perang Jerman –
Perancis (1870-1871). Terbentuknya negara kesatuan Jerman dikumandangkan di
Istana Versailles, lambing keagungan Perancis. Ini merupakan suatu penghinaan,
sehingga pada diri rakyat Perancis timbul keinginan untuk membalas dendam
(Revanche Ide) terhadap Jerman.
b) Inggris –
Jerman
Pada akhir abad ke-19 Jerman telah
berkembang menjadi negara industri. Produksinya terlalu banyak sehingga perlu
dicarikan lebenstraum (ruang hidup)
untuk menjual hasil produksinya. Lebenstraum juga sebagai tempat untuk
memperoleh bahan mentah. Inggris yang telah muncul lebih dulu sebagai negara
industry merasa mendapan saingan sehingga kedua negara tersebut saling berebut
negara jajahan.
c) Rusia –
Jerman
Kedua negara saling berebut pengaruh di
Timur Tengah. Sejak abad ke-18 Rusia menjalankan Politik Air Hangat, yaitu
mencari pelabuhan yang airnya tidak beku di musim dingin (disebelah Utara Rusia
yang berbatasan dengan laut , pada musim dingin airnya beku sehingga tidak
dapat dilayari). Salah satu usaha adalah ke Timur Tengah.
Dilain pihak pada abad ke-19 Jerman juga
bermaksud mengadakan kerjasama militer dan ekonomi dengan Iran dan Turki.
Terjadilah ketegangan antara Rusia dengan Jerman.
d) Rusia
-(Austria- Hongaria).
Baik Rusia maupun Austria-Hongaria
berusaha menanamkan pengaruhnya didaerah Semenanjung Balkan. Dalam melaksanakan
Politik Air Hangatmya Rusia membantu gerakan Serbia Raya. Gerakan tersebut
bertujuan mempersatukan bangsa Salvia Selatan didaerah Bosnia Hersegowina, yang
dikuasai oleh Austria Hongaria. Hubungan Rusia dengan Austria-Hongaria menjadi
tegang.
e) Rusia –
Turki
Turki menguasai sebagian Timur Tengah sejak
abad ke-16. Setelah kekuasaan Turki melemah (sering disebut dengan istilah the sick man), Rusia ingin meluaskan
wilayahnya diwilayah Timur Tengah. Akibatnya hubungan Rusia dengan Turki
menjadi renggang.
2.
Pembentukan
Aliansi
Menjelang Perang Dunia 1 terjadi
polarisasi antar negara Eropa. Mereka membuat aliansi (persekutuan) yang isinya
apabila salah satu dari anggota persekutuan diserang oleh negara lain maka
anggota lain harus membantunya. Di Eropa kemudian terdapat dua aliansi yang
saling berhadapan.
a) Triple
Aliantie
Aliansi ini dibentuk pada tahun 1882
beranggitakan : Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia. Setelah perang meletus
Italia berbalik dan ikut dipihak musuh.
b) Triple
Etente
Aliansi ini dibentuk pada tahun 1907
beranggotakan : Inggris dan Rusia, baru kemudian Perancis menyusul.
3. Persaingan Angkatan Laut.
Pada masa itu memang Jerman hebat untuk
Angkatan Daratnya, tetapi lemah di Angkatan laut
Karena sadar bahwa Inggris kuat dalam Angkatan lautnya,Jerman dengan ambisi
untuk menyaingi Inggris rela mengeluarkan dana lebih besar demi memperkuat
Angkatan lautnya.
4. (Imperialis)perebutan daerah jajahan.
Pada masa itu di antara negara-negara maju eropa
mungkin hanya Jerman yang belum mempunyai negara jajahan, Maka Jerman berusaha
merebut daerah kekuasaan atau daerah jajahan negara lain.dengan cara membantu
negara yang terjajah tersebut.Sehingga diharapkan mereka akan‘membalas budi’
pada Jerman.
Di antaranya Jerman membantu Quwait(jajahan Inggris)dengan cara membuat rel
kereta api Konstantinopel – Baghdad,Lalu membantu Maroko yang merupakan jajahan
Inggris lainnya.Jerman juga memancing emosi negara-negara lainnya(negara maju
di eropa selain Inggris)dengan manuver-manuver politiknya.
5.
Perlombaan
Senjata
Baik Triple Aliantie maupun Triple Etente
saling mencurigai. Masing – masing saling khawatir jika suatu waktu pihak lawan
menyerang mereka. Untuk mengantisipasinya mereka mempersenjatai diri.
Terjadilah perlombaan dalam membuat persenjataan yang menyebabkan suasana di
Eropa semakin genting.
6. Ikut campur Negara-negara eropa pada perang
Serbia-Austria.
(Setelah Ultimatum dari Austria pada Serbia tidak di gubris oleh Serbia Maka
habislah kesabaran Austria dengan segera menyerang Serbia).
Austria yang merupakan anggota Tripple
Alliansi, maka dengan dibantunya Serbia oleh Rusia,berarti (secara tak
langsung) Rusia juga menyerang Austria, Italia dan Jerman(Tripple Alliansi).
Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman menyerang Rusia.Karena Rusia anggota Tripple
Etonte, maka berarti Jerman menyerang anggota Tripple Etonte yang lainnya yaitu
Inggris dan Perancis.
Perancis yang akhirnya punya kesempatan untuk membalaskan dendam pada
Jerman dan tak menyianyiakan kesempatan ini.Pada tanggal 3 Agustus 1914
Perancis menyerang Jerman.di susul Inggris pada tanggal 4 Agustus 1914.
Tak bisa di elakan lagi,aksi saling menyerang antar anggota Tripple (Alliansi
dan Etonte),belum lagi urusan daerah jajahan masing-masing,dan perang terus
menyebar makin luas hingga kelak perang itu di sebut Perang Dunia 1.
B.
Latar Belakang
1. Pembunuhan Pangeran Austria Franz
Ferdinand bersama permaisurinya pada tanggal 22 Juni 1914 oleh kelompok teroris Serbia, Gavrilo Principe
di Sarajevo, Bosnia. Principe menganggap bahwa latihan perang tentara Austria
di Bosnia adalah pelecehan terhadap Serbia.Bosnia sendiri adalah negara
sengketa antara Austria dan Serbia.
Austris-Hongaria
menggunakan alasan pembunuhan itu untuk memberi ultimatum kepada Serbia yang
selama ini menentang kehadiran Austria-Hongaria di Balkan. Austria-Hongaria
menuntut penyerahan pelaku pembunuhan dan juga menuntut agar pemerintah Serbia
menghentikan propaganda anti Austria-Hongaria di Serbia. Batas waktu yang
diberikan Austria-Hongaria 2X 24 jam.
Sikap keras
Austria-Hongaria ini akibat adanya jaminan bantuan dari Jerman. Serbia yang
melindungi warga negaranya, tidak mau menyerahkan Principe. Serbia berani
menentang Austria karena Rusia berjanji akan membantu Serbia jika Serbia
diserang Austria.
Maka pada tanggal 28 Juli 1914 Austria menyerang Serbia.
2. Persaingan merebut daerah sumber
bahan baku, penanaman modal, dan daerah pemasaran.
3. Munculnya persekutuan / Blok
persaingan politik antar negara-negara Eropa : Triple Alliance : Jerman,
Austria, Italia, Triple Entente : Inggris, Perancis, Uni Soviet
Di Eropa
abad ke-19, penjajahan tersebar luas.Kekuatan bangsa Eropa seperti Inggris dan
Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia.Jerman,
yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara
lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal
abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa
menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu
pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh
keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya.
Ketegangan
antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu
pembunuhan pada tahun 1914 menjadi pemicu perang.Pangeran Franz Ferdinand,
pewaris tahta Kekaisaran Austria-Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia
yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut di daerah Balkan.
Dalam kurun
waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh benua
Eropa ke dalam kancah peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang
kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang
terhadap Austria-Hungaria.
Lalu satu
demi satu, Jerman, Inggris, dan Prancis, memasuki peperangan.Sumbu sudah
dinyalakan.
Bahkan
sebelum perang dimulai, Dewan Jenderal Jerman telah membuat rencana dan
memutuskan untuk menguasai Prancis melalui serangan mendadak.Untuk mencapai
tujuan ini, orang-orang Jerman memasuki Belgia dan kemudian melintasi
perbatasan memasuki Prancis.Menanggapi dengan cepat, pasukan Prancis
menghentikan pasukan Jerman di tepi Sungai Marne dan memulai suatu serangan
balik.
C.
Situasi Perang di Parit
Perlindungan
Perang Dunia
menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah besar
tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak
sedikit karena pertahanan yang ketat.Ini terjadi khususnya terhadap Front
Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak
itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan,
kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu
pertempuran, terjebak diantara peperangan.
Perang parit menjadi strategi
utama Perang Dunia Pertama.Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan,
para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit.
Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak
henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat
mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para
serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan, parit-parit
itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak mereka.
Perang
Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perindungannya, di mana sejumlah
besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa
bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat.Ini terjadi khususnya terhadap
Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir
sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan,
kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu
pertempuran, terjebak diantara peperangan.
Perang parit menjadi strategi
utama Perang Dunia Pertama.Selama beberapa tahun berikutnya, bisa dikatakan,
para serdadu hidup dalam parit-parit ini. Kehidupan di sana benar-benar sulit.
Para prajurit hidup dalam ancaman terus-menerus dibom, dan mereka tak
henti-hentinya menghadapi ketakutan dan ketegangan yang luar biasa. Mayat
mereka yang telah tewas terpaksa dibiarkan di tempat-tempat ini, dan para
serdadu harus tidur di samping mayat-mayat tersebut. Bila turun hujan,
parit-parit itupun dibanjiri lumpur yang membatasi gerak mereka.
D.
Strategi Jerman
Di awal tahun 1916, Jerman
mengembangkan rencana baru untuk mendobrak garis barat. Rencana mereka adalah
secara mendadak menyerang kota Verdun, yang dianggap sebagai kebanggaan orang
Prancis. Tujuan penyerangan ini bukanlah memenangkan perang, melainkan
menimbulkan kerugian yang besar di pihak tentara Prancis sehingga melemahkan
perlawanan mereka.Kepala staf Jerman Falkenhayn memperkirakan bahwa setiap satu
serdadu Jerman saja dapat membunuh tiga orang serdadu Prancis.
Serangan dimulai pada tanggal 21
Febuari. Para pemimpin Jerman memerintahkan serdadunya untuk “keluar dari parit
mereka,” namun tiap serdadu yang melakukannya justru telah tewas atau sekarat
dalam sekitar tiga menit. Meskipun penyerangan berlangsung tanpa henti selama
berbulan-bulan, Jerman gagal menduduki Verdun.
Secara keseluruhan, kedua pihak
kehilangan sekitar satu juta serdadu. Dan dengan pengorbanan itu, garis depan
hanya berhasil maju sekitar 12 kilometer. Satu juta orang mati demi selusin
kilometer.
E.
Balasan Inggris
Inggris
membalas serangan Jerman di Verdun dengan Pertempuran Somme.Pabrik-pabrik di
Inggris membuat ratusan ribu selongsong meriam.
Rencana
Jendral Douglas Haig mendorong Pasukan Inggris untuk menghujani dengan
pengeboman terus-menerus selama seminggu penuh, yang diikuti dengan serangan
infanteri. Dia yakin mereka akan maju sejauh 14 kilometer di hari pertama saja
dan kemudian menghancurkan semua garis pertahanan Jerman dalam satu minggu.
Serangan
dimulai pada tanggal 1 Juni.Pasukan meriam Inggris menggempur pertahanan Jerman
selama seminggu tanpa henti.Di akhir minggu tersebut, para perwira Inggris
memerintahkan serdadunya memanjat keluar dari parit.Namun, selama pengeboman
tersebut para serdadu Jerman berlindung dengan rapat di kedalaman parit
persembunyian mereka sehingga tidak terlumpuhkan dan menggagalkan rencana
Inggris. Begitu serdadu Inggris bergerak melintasi garis depan, serdadu Jerman
muncul menyerang mereka dengan senapan mesinnya. Sejumlah total 20.000 serdadu
Inggris tewas dalam beberapa jam pertama perang tersebut. Di dalam kegelapan
malam itu, daerah di antara dua garis pertempuran penuh dengan puluhan ribu
mayat dan juga serdadu yang terluka, yang mencoba merangkak mundur.
Pertempuran
Somme tidak berlangsung dua minggu seperti yang direncanakan Jendral Haig,
melainkan lima bulan. Bulan-bulan ini tidak lebih daripada pembantaian.Para
jendral bertubi-tubi mengirimkan gelombang demi gelombang serdadu mereka menuju
kematian yang telah pasti.Di akhir pertempuran, kedua belah pihak secara
keseluruhan telah kehilangan 900.000 prajuritnya. Dan untuk ini, garis depan
bergeser hanya 11 kilometer. Para serdadu ini dikorbankan demi 11 kilometer
saja.
F.
Jalannya
Perang Dunia 1
1. Blok Sentral
dengan anggota inti Jerman dan Austria-Hongaria. Turki dan Bulgaria bergabung
pada blok sentral karena kebencian mereka kepada Rusia. Sementara Italia yang
semula tergabung dalam Triple Aliansi pada tahun 1815 berbalik dan memihak
kepada pihak lawan (sekutu). Penyebabnya ialah beberapa daerah italia masih
dikuasai oleh Austria.
2. Blok Sekutu
dengan anggota inti Triple Etente : Inggris, Perancis dan Rusia. Kemudian
negara-negara lainnya ikut bergabung dengan Sekutu misalnya Serbia (karena
bermusuhan dengan Austria-Hongaria), Jepang (karena ingin memperolah jajahan
Jerman di Pasifik), dan Amerika Serikat (karna Jerman melakukan perang kapal
selam tak terbatas).
Dalam pertempuran di Front Barat Jerman melakukan serangan kilat atas
Belgia dan Luxemburg sebagai batu loncatan untuk menyarang Perancis dari arah
Utara. Pada pertengahan tahun 1914 Jerman melakukan serangan kearah Timur untuk
menduduki Rusia. Pertempuran di Front Timur terjadi di Kota Tennenberg yang
terletak di Prusia Timur. Meskipun Jerman dapat mengalahkan Rusia dalam
pertempuran tersebut tetapi gerakan tentara Jerman terhenti dan tidak dapan
meneruskan ke Rusia. Pada Tanggal 23 Mei 1915 Italia menyatakan keluar dari
Triple Aliantie berbalik menyerang Austria. Tujuannya untuk merebut daerah
Italia yang diduduki Austria seperti : Triesta, Tyrol Selatan, Gorazia, dan
Gradisca.
Kekuatan sekutu bertambah dengan ikut sertanya Amerika Serikat di pihak
sekutu. Penyebabnya adalah Jerman melakukan perang kapal tak terbatas. Semua
kapal yang keluar masuk Eropa (negara-negara sekutu) dihadang dan
ditenggelamkan oleh kapal perang Jerman. Tujuannya untuk melawan blokade
ekonomi yang ditunjukan terhadap Jerman.
Presidan Wilson (Presiden Amarika Serikat) menyatakan perang kepada
Jerman pada 13 Mei 1917 dan kepada Austria-Hongaria pada 7 Desember 1917.
Keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang inilah yang member kemenangan pada
pihak sekutu karena Amerika Serikat memberi bantuan berupa tentara, peralatan
perang, maupun ekonomi dalam jimblah yang sangat banyak.
Negara Blok Sentral satu persatu menyerah kepada sekutu. Bulgaria
menyerah pada tanggal 30 September 1918 di Saloniki, Turki menyerah pada
tanggal 30 Oktober 1918 di Mudros, Austria-Hongaria menyerah pada tanggal 3
November 1918 di Wina, dan Jerman menyerah pada sekutu pada tanggal 11 November
1918. Selanjutnya masing-masing negara Blok Sentral melakukan perjanjian dengan
pihak sekutu. Ada beberapa perjanjian yang dianggap Wilson sebagai usaha balas
dendam sekutu terhadap pihak yang kalah perang agar pihak kedua tidak dapat
bangkit lagi. Hal tersebut menjadikan Wilson tidak mau ikut dalam perundingan
dan Amerika Serikat tidak mau menjadi anggita Liga Bangsa-Bangsa, suatu Bangsa
Internasional yang dibentuk dari hasil perundingan antara sekutu dengan Amerika
Serikat. Perundingan-perundingan tersebut juga menghasilkan perjanjian :
-
Perjanjian Versailles antara Sekutu – Jerman
-
Perjanjian St German antara Sekutu – Austria
-
Perjanjian Trtianon antara Sekutu – Hongaria
-
Perjanjian Neully antara Sekutu – Bulgaria
-
Perjanjian Laussane antara Sekutu – Turki
-
JUMLAH
KORBAN
*
Belgia: 13.700
* Kekaisaran Britania: 908.000
o Australia: 60.000
o Kanada: 55.000
o India: 25.000
o Selandia Baru: 16.000
o Afrika Selatan: 7.000
o Inggris: 715.000
*
Perancis: 1.354.000
* Yunani: 5.000
* Italia: 650.000
* Jepang: 300
* Rumania: 336.000
* Rusia: 1.700.000
* Serbia: 450.000
* AS: 50.600
Kekuatan
As ( Axis Powers ): 3.382.500
* Austria-Hungaria: 1.200.000
* Bulgaria: 87.500
* Jerman: 1.770.000
* Kerajaan Ottoman: 325.000
Warga
sipil: 6.493.000
* Austria: 300.000
* Belgia: 30.000
* Inggris: 31.000
* Bulgaria: 275.000
* Perancis: 40.000
* Jerman: 760.000
* Yunani: 132.000
* Rumania: 275.000
* Rusia: 3.000.000
* Serbia: 650.000
* Kerajaan Ottoman: 1.000.000
AKHIR
PEPERANGAN
Kekalahan
Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah.
Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis)
yang hendak menggulingkan pemerintahan.Jerman menghadapi serangan dua kali
yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis.Karena serangan itu
Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918.Hitler menamakan gerakan spartacis itu
sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar
Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran
sosialis).Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada
pihak sekutu.
Sementara
itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum
komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans
Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi
republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun
yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti :
Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian
Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Pada
tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan
tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris.Namun perdamaian ini,
yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak
membawa kebahagiaan untuk siapa pun.Ratusan ribu serdadu menjadi cacat.Sebagian
lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah
tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat. Bentuk
trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di
antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami
serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka
alami setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak
mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya
karena kata ‘bom’ disebutkan.Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali
mereka melihat seragam.Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih
anggota badannya dalam perang ini.Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu,
atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus
diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.